Langsung ke konten utama

Nikmati Jatuhmu

"Sekiranya kamu mendapati mendung, milikilah mendung itu. Biarpun nantinya kamu akan menghadapi kilatan guntur dan hujan. Biarlah dirimu bergetar karena halilintar, biarlah dirimu kuyup oleh hujan. .., setelah mendung hilang kamu akan mendapati cahaya matahari yang menyibak masa gelapmu, cahaya yang menembus kalbumu, hingga kamu lupa masa perihmu,,"

Kehidupan manusia bak roda berputar kadang berada di atas, kadang berada di bawah.

Saat berada di atas, kita merasa hebat dan bahagia. Usaha dan kerja keras kita membawa kita mampu meraih segala tujuan.

Tapi roda terus berputar..

Kita terperosok dari kenyamanan yang ada. Kita jatuh, segala rintisan pencapaian yang telah diraih- seketika hilang tak tersisa. Ditambah relasi kekerabatan bahkan kekeluargaan pun putus.

Hal ini terjadi bukan karena kebodohan kita. Sejatinya ini adalah ujian Tuhan kepada kita. Sekiranya kita telah lupa bersyukur dengan nikmatNya. Kita mendustakan nikmatnya, bangga dengan kesombongan diri.

Tuhan hendak berbicara dengan kita, Dia ingin kita kembali ke jalanNya kembali.

Air mata yang bercampur dengan rintihan doa- lebih Tuhan sukai daripada senyum kesombongan kita.

Tuhan cabut nikmatnya kepada kita. Tuhan pun rendahkan derajat kita dihadapan manusia lain.

Sungguh itu hal mudah bagi Tuhan?

Tuhan ambil kekuatan kita. Sekarang kita tak punya rupa dan daya-hanya Tuhan yang berkuasa.

Kembalilah kepada Tuhan dengan penuh kerendahan diri. Hanya Tuhan tempat kita kembali.

,,................................................................

Meratapi yang telah terjadi bukan tindakan yang bijak. Lakukan hal terbaik yang masih bisa kita lakulan. Anggaplah hal biasa, Jika ada yang merendahkan kita karena pekerjaan kita tidak sempurna, dan sangat sepele- (lantaran kita berada di posisi terjatuh).

Tentu, saat kita berada di posisi kuat, kita bisa menjaga harga diri kita. Namun saat kita berada di posisi lemah- hendaknya kita menahan diri. Untuk menghindari hal-hal yang mempuruk keadaan kita.

Bangkit dan terus perbaiki diri. Tersenyum dan yakinlah apa yang kita lakukan benar. Karena ketika tidak ada yang mempercayai kita-Tuhan bersama kita.

Kita mampu melakukan hal terbaik. Lebih baik dari masa lalu.

Kegagalan adalah ujian di masa lalu. Dia menjadi jembatan untuk jauh melompat ke depan.

Tak ada yang perlu disesali segala yang sudah terjadi, telah menjadi masa lalu.

Masa lalu ada di belakang, jangan biarkan bayangan kelam masa lalu menghambat langkah kita untuk maju.

Hingga nantinya kesabaran, keikhlasan, ketekunan dan optimisme mengantarkan kita untuk meraih kesuksesan sejati.

"Masa-masa gelap mu akan hilang dan mentari bersinar lebih terang.."

Selamat berjuang!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pagi, Bude dan Kesepian..

Pagi ini tetanggaku beramai-ramai mengunjungi rumah Bude. Anak Bude dari Jepang telah pulang. Para tetangga bersilaturahim kepadanya. Ibu dan bapaku pun kesana. Ibuku sangat senang mendapat oleh-oleh dari Jepang. Aku dibagikannya, bagiku plastik tulisan huruf Jepang ini sama saja dengan jajanan di Indonesia. Ya, cuma beda merk. Terlepas dari jajanan itu, satu pemandangan kontras, mendadak rumah yang biasa sepi menjadi ramai. Bude menghuni rumah dengan suaminya Pakde. Keduanya sudah lanjut usia. Bahkan Pakde sudah pikun. Setiap harinya rumah Bude seperti rumah kosong. Tapi tidak untuk saat ini, keceriaan tengah menyelimuti keluarga Bude. Anak kesayangannya telah pulang.

pra-judul

Yogyakarta, 11 November 2005..... Bagi kebanyakan orang, bertambahnya usia adalah moment yang membahagiakan, berpesta ria merayakan dengan sanak saudara ataupun teman-teman. Tetapi tidak halnya denganku, menginjak usia 20 tahun ini aku semakin kerdil menghadapi dunia. Usia 20 tahun bagi kebanyakan orang, peralihan dari remaja ke dewasa tetapi sekali lagi aku menyanggahnya. Bagiku usia hanyalah deretan angka yang tiap tahunnya justru menambah penderitaanku. Aku tak merasakan arti kebahagiaan dalam bingkai 20 tahun usiaku. Tetap saja aku merasa Tuhan tidak adil. Di angka 20 tahun ini, bagiku lebih menjadi saksi bisuku. Betapa selama kurun waktu itu ibu meniggalkanku hingga aku bergelut sendiri meraba kelam kehidupan, menahan dingin kesunyian,   dan gemetar setiap kali malam-malam merambat-aku hanya menggigil sepi tanpa pelukan seorang ibu. Dan malam ini aku harus membuka lagi luka lamaku, walaupun begitu menyesakkanku, aku tetap lirih melatunkan salam cintaku dalam lantu...

Masjidnya megah tapi...

Satu hal yang aku cari dari setiap perjalanan adalah masjid. Entah saat mengendarai sepeda motor atau naik bus umum. Aku akan melirik kanan kari, bila yang ku lirik masjid. Pandanganku tertahan menatap menaranya, gaya arsitekturnya dan suasananya. Gaya arsitektur masjid sesuai dengan masyarakat setempat. Misal masjid kota, terletak di alun-alun kota bentuk dan ukuran bisa megah, besar, adesoris kakigrafi dan lekat simbol Islam lainnya. Semakin ke tepi, masjid bisa dihitung dengan jari. Yang banyak musola-musola kecil perkampungan. Bila daerah kota, arsitekturnya bagus, ke tepi lagi musola bangunan biasa. Kadang sampai tidak terawat. Tapi sejauh pengamatanku masjid dan musola tumbuh subur di masyarakat. Bisa dikatakan selisih jarak antar satu masjid dengan musola tidak ebih dari 400 Meter. Ini penghitungan perkampungan normal. Sayangnya kuantitas jumlah masjid berbanding terbalik degan jumlah jamaahnya. Kalau sholat berjamaah, makmum palig banyak satu larik shof sholat. Palin...