Celotehan bunyi, musik dan lirik
Saya adalah pencinta bunyi. Bunyi gesekan daun yang tertiup angin. Bunyi ricik gerimis yang gugur ke tanah. Apalagi bunyi yang memiliki nada. Bunyi-bunyi yang memiliki nada, mendapat tersendiri di hati saya seperti musik.
Musik salah satu bunyi yang paling sempurna. Musik tercipta dari perpaduan elemen bunyi : vokal, dan instrumen alat musik. Perpaduan beberapa bunyi tersebut menciptakan sebuah lagu, yang dapat didengar dan dinikmati semua orang.
Berawal dari kecintaan terhadap bunyi, saya tidak membatasi jenis musik apa yang saya sukai. Jika ada lagu, saya menyerapi suara musik terlebih dahulu. Baru memahami lirik lagunya.
Jika saya tidak menyukai sebuah lagu lebih cenderung karena musiknya. Walaupun pesan liriknya bagus.
Saat bergaul dengan kawan-kawan saya, saya mengamati kesukaan jenis musik mereka. Seperti pop, pop reliji, rock, jazz, regae, blues, hip hop. Dari dalam maupun luar negeri.
Saya mengoleksi beberapa musik. Tidak semua musik dan lagu saya koleksi. Sebagai contoh dalam satu Winamp saya melist lagu pop Indonesia, Barat, Mandarin, India, Prancis, Korea, Jepang, Malaysia, dan Arab.
Jadi tak ayal ketika musik play random. akan memunculkan dinamika musik yang berbeda-beda . Sempat saya memutar musik rock barat Simple Plan next playlist lagu reliji Maher Zain. Sontak mengundang gelak tawa kawan-kawan.
Lagu dan Makna
Saya membebaskan telinga saya mendengarkan berbagai macam lagu. Di usia seperti ini lagu nge-hits kekinian adalah lagu manca dan sedikit lagu indo. Namun saya juga mengamati juga menyukai lagu lawas. Seperti angkatan Betaria Sonata ke atas hingga era keemasan Nike Ardila cs. Juga angkatan Malaysia Sonia dan Amy Seacrh.
Kuno!! Iya memang. Kalau kawan yang belum mengenal baik saya. Saya dibilang kudate. Tetapi terserah. Dont judge from the cover.
Alasan saya, menyukai lagu lawas terletak pada lirik lagunya. Dari sisi aransmen musik memang sederhana. Kalah jauh seperti permainan musik saat ini.
Saya misalkan lagu Setangkai Anggrek Bulan, Lembayung, Jembatan Kenangan, Isabella dll. Jujur liriknya sederhana tetapi ngena. Maknanya dalam dan puitis. Lagu pop indo 90-an bagus. Ada Dewa 19, Ada Band , Padi, Stinky, . Entah era sekarang lagu indo, saat ini kering makna. Mungkin era Letto awal itu salah satu lagu yang masih menekankan makna lirik. Lagu Ruang Rindu.
" Tak Pernah ku ragu/ dan slalu ku ingat/"
" Selingan matamu/ dan sentuhan hangat/"
" Dan saat itu takut/ mencari makna/"
" Tumbuhkan rasa yang/ sesakan dada/"
Lirik yang sederhana, sisi puitisnya dapat. #keren.
Selebihnya...kamu-kamu para pencinta musik masa kini bisa menilai sendiri.
truss.. sebagai referensi ada lagu tetangga Korea yang bagus. Lirik sederhana (masih tentang cinta), tapi ngena...
lirik ini diiringi sama piano. Beuhh..meski gak paham artinya serasa ikut paham karena hanyut sama musiknya.
yess..lagu I choose to love you, singer Hyorin Sistar. Denger lagu ini, seolah ada bunga-bunga berjatuhan dari langit. Entah..haha..sihir musiknya itu..hemm.
Tentang Dandut Koplo
Pencipta lagu Dangdut Indonesia adalah Rhoma Irama. Latar musik ke-indiaan ini digandrungi masyarakat. Lambat laun era Rhoma Irama berganti. Tren dangdut kontemporer. dan yang akan saya soroti dangdut koplo.
Satu hal yang menarik. Anak muda paling suka sama musik jedag-jedug. bagian dari elektronik musik. musik yang diplay musik barat misal fifty harmony.
Sebuah percakapan.Saya dengan kawan mahasiswa di Jakarta. Dia sedang menggarap EO musik. kurang lebih obrolannya seperti ini
" Ngundang dia buat nge-dj murah 2 jutaan mau. Kalo yang mahal dj puluhan juta,"
" Dangdut Koplo aja murah, artis lokal - di mix dj.", kataku serius.
" Kampungan, gak keren",.
" wkwk,".
Sebenarnya lontaran perkataanku tidak sepenuhnya bercanda. Dasar pemikiran saya pada dua hal elektronik musik dengan dj dan lagu lokal kedaerahan yang diangkat/ dikenalkan pada anak muda.
Toh, yang penting jedag-jedugnya. malah bonus goyangan.
namun terlepas dari itu semua. saya ingin menyoroti tentang image dangdut koplo. istilah dangdut di mata masyarakat menisbahkan pada masyarakat kelas tiga. masyarakat ekonomi ke bawah. Sekiranya penampakan di lampu merah menjadi dasar argumennya.
" Sopir truk pasir mengeplay lagu Bojo Loro,"
" Mobil pribadi, nge play lagu Someone Like You Adele"
Segala hal yang berbau barat bagus. menunjukan kelas elite. Menurut saya tidak begitu. Lagu adalah bahasa universal . semua orang dari berbagai kasta berhak mendengarnya. Tidak ada satu klaim jenis musik apapun hanya dimiliki oleh satu kelompok pendengar khususnya.
Sekali lagi tidak ada orang kampungan. yang diciptakan dari lagu.
Iya memang ada pengalaman saya. Pernah dibilang ga mutu..suka lagu koplo. Tetapi mereka tidak tahu. dasar apa saya mendengar lagu itu.
Lagu Koplo Bunga
" Merana sungguh hati merana/ kekasih tercinta entah dimana
" Ku rindu tutur sapamu yang manja/ saat kau berada di sisiku
" Dimana kini entah dimana/ bunga impian yang indah di mata/....
" Sendiri ku balut sepi/ tiada tempat bercurah lagi/
misal lagu Bunga di Koplo. Saya tertarik sama musik koplonya. Iringan gendang, seruling, dan instrumen alat musik kedaerahannya. itu lah..poin. alat musik kedaerahan berbalut artis lokal. dangdut koplo media , dimana musik lokal mengemuka kembali. Belum lagi, kalau lagu tradisional yang dinyayikan Bubuy Bulan, campur sari.. Anoman Obong, Bengawan Solo dll.
Inilah yang terabaikan oleh masyarakat praktis. Musik lokal dan tradisional secara tidak langsung dihidupkan kembali oleh seniman lokal. Dimana arus modernisasi...karena prestisi orang malu mendengarkan lagu koplo
...waduhh. Khazanah musik Indonesia yang tenggelam. secara samar dihidupkan lagi oleh kelompok seniman lokal.
contoh saja. Para elite partai politik saya jamin penyuka lagu pop, blues, dan jazz. idola mereka dari luar negeri semua. tapi saat kampanye di daerah-daerah, mereka tidak mengundang musisi blues, atau jazz. Mereka mengundang kelompok musik dangdut bahkan koplo. yang laris artis dangdut nasional maupun lokal. Jangan tanya dimana band Noah atau Wali. Bahkan Para politisi pun paham untuk menggaet rakyat dengan musik rakyat . yakni dangdut . lantas, kenapa dangdut dianggap musik kelas tiga. dangdut kampungan. why?
Selain itu dari segi lirik. .lagu dangdut koplo entah khas jawa timuran, tengah dan barat. Masing-masing lagu menampilkan khas daerahnya masing-masing. Misal lagu Alun-Alun Nganjuk, Stasiun Balapan dll. Ada juga, Eksistensi lirik diperluas dengan kondisi sosial ekonomi yang ada.
Misal lagu Sagita Ngamen "
Mak iki anakmu prawan
wiwit mbiyen ono ing perantauan
iling ngiwangi neng kantin sekolahan
telong sasi mak aku urung bayaran
atau contoh lagu ngamen Sagita yang lain.
//senadyan awaku kebak tatoan roto tenan
nanging aku isih nduwe roso sopan
senadyan kupingku kebak tindikan
nanging aku calon jutawan
cah ngganteng ojo sumelang
melu aku tak jak ngamen neng prapatan
njaluk hp mesti keturutan
angger gelem ora mangan sangang wulan
Seniman lokal,( iya saya menyebut mereka dengan seniman). dengan apik menggubah lagu jalanan menjadi suguhan musik yang apik. Tanpa meninggalkan cita rasa seni lokal. dari segi lirik, bahasa sangat lugas. mudah dimengerti.
Inspirasi lirik berasal dari pengalaman batin sendiri. Lingkungan sehari-hari. Realitas kesulitan ekonomi masyarakat saat ini. Dan mereka sukses mencurahkannya dalam bentuk lagu. Lagu tentang kemiskinan-bukan untuk merayakan kesulitan- dengan berdendang ria dengan kesengsaraan. Lagu tema sosial, tetaplah media seni kreativitas diri. di dalam lirik itu ada cerita, tentang luka, doa, dan harapan. Untuk masa depan lebih baik.
Ini hanya sekedar celotehh saja.
Intinya saya menyukai musik apapun dari musik saya mendengar cerita.
Cilacap, 9 Oktober 2016
Saya adalah pencinta bunyi. Bunyi gesekan daun yang tertiup angin. Bunyi ricik gerimis yang gugur ke tanah. Apalagi bunyi yang memiliki nada. Bunyi-bunyi yang memiliki nada, mendapat tersendiri di hati saya seperti musik.
Musik salah satu bunyi yang paling sempurna. Musik tercipta dari perpaduan elemen bunyi : vokal, dan instrumen alat musik. Perpaduan beberapa bunyi tersebut menciptakan sebuah lagu, yang dapat didengar dan dinikmati semua orang.
Berawal dari kecintaan terhadap bunyi, saya tidak membatasi jenis musik apa yang saya sukai. Jika ada lagu, saya menyerapi suara musik terlebih dahulu. Baru memahami lirik lagunya.
Jika saya tidak menyukai sebuah lagu lebih cenderung karena musiknya. Walaupun pesan liriknya bagus.
Saat bergaul dengan kawan-kawan saya, saya mengamati kesukaan jenis musik mereka. Seperti pop, pop reliji, rock, jazz, regae, blues, hip hop. Dari dalam maupun luar negeri.
Saya mengoleksi beberapa musik. Tidak semua musik dan lagu saya koleksi. Sebagai contoh dalam satu Winamp saya melist lagu pop Indonesia, Barat, Mandarin, India, Prancis, Korea, Jepang, Malaysia, dan Arab.
Jadi tak ayal ketika musik play random. akan memunculkan dinamika musik yang berbeda-beda . Sempat saya memutar musik rock barat Simple Plan next playlist lagu reliji Maher Zain. Sontak mengundang gelak tawa kawan-kawan.
Lagu dan Makna
Saya membebaskan telinga saya mendengarkan berbagai macam lagu. Di usia seperti ini lagu nge-hits kekinian adalah lagu manca dan sedikit lagu indo. Namun saya juga mengamati juga menyukai lagu lawas. Seperti angkatan Betaria Sonata ke atas hingga era keemasan Nike Ardila cs. Juga angkatan Malaysia Sonia dan Amy Seacrh.
Kuno!! Iya memang. Kalau kawan yang belum mengenal baik saya. Saya dibilang kudate. Tetapi terserah. Dont judge from the cover.
Alasan saya, menyukai lagu lawas terletak pada lirik lagunya. Dari sisi aransmen musik memang sederhana. Kalah jauh seperti permainan musik saat ini.
Saya misalkan lagu Setangkai Anggrek Bulan, Lembayung, Jembatan Kenangan, Isabella dll. Jujur liriknya sederhana tetapi ngena. Maknanya dalam dan puitis. Lagu pop indo 90-an bagus. Ada Dewa 19, Ada Band , Padi, Stinky, . Entah era sekarang lagu indo, saat ini kering makna. Mungkin era Letto awal itu salah satu lagu yang masih menekankan makna lirik. Lagu Ruang Rindu.
" Tak Pernah ku ragu/ dan slalu ku ingat/"
" Selingan matamu/ dan sentuhan hangat/"
" Dan saat itu takut/ mencari makna/"
" Tumbuhkan rasa yang/ sesakan dada/"
Lirik yang sederhana, sisi puitisnya dapat. #keren.
Selebihnya...kamu-kamu para pencinta musik masa kini bisa menilai sendiri.
truss.. sebagai referensi ada lagu tetangga Korea yang bagus. Lirik sederhana (masih tentang cinta), tapi ngena...
lirik ini diiringi sama piano. Beuhh..meski gak paham artinya serasa ikut paham karena hanyut sama musiknya.
yess..lagu I choose to love you, singer Hyorin Sistar. Denger lagu ini, seolah ada bunga-bunga berjatuhan dari langit. Entah..haha..sihir musiknya itu..hemm.
Tentang Dandut Koplo
Pencipta lagu Dangdut Indonesia adalah Rhoma Irama. Latar musik ke-indiaan ini digandrungi masyarakat. Lambat laun era Rhoma Irama berganti. Tren dangdut kontemporer. dan yang akan saya soroti dangdut koplo.
Satu hal yang menarik. Anak muda paling suka sama musik jedag-jedug. bagian dari elektronik musik. musik yang diplay musik barat misal fifty harmony.
Sebuah percakapan.Saya dengan kawan mahasiswa di Jakarta. Dia sedang menggarap EO musik. kurang lebih obrolannya seperti ini
" Ngundang dia buat nge-dj murah 2 jutaan mau. Kalo yang mahal dj puluhan juta,"
" Dangdut Koplo aja murah, artis lokal - di mix dj.", kataku serius.
" Kampungan, gak keren",.
" wkwk,".
Sebenarnya lontaran perkataanku tidak sepenuhnya bercanda. Dasar pemikiran saya pada dua hal elektronik musik dengan dj dan lagu lokal kedaerahan yang diangkat/ dikenalkan pada anak muda.
Toh, yang penting jedag-jedugnya. malah bonus goyangan.
namun terlepas dari itu semua. saya ingin menyoroti tentang image dangdut koplo. istilah dangdut di mata masyarakat menisbahkan pada masyarakat kelas tiga. masyarakat ekonomi ke bawah. Sekiranya penampakan di lampu merah menjadi dasar argumennya.
" Sopir truk pasir mengeplay lagu Bojo Loro,"
" Mobil pribadi, nge play lagu Someone Like You Adele"
Segala hal yang berbau barat bagus. menunjukan kelas elite. Menurut saya tidak begitu. Lagu adalah bahasa universal . semua orang dari berbagai kasta berhak mendengarnya. Tidak ada satu klaim jenis musik apapun hanya dimiliki oleh satu kelompok pendengar khususnya.
Sekali lagi tidak ada orang kampungan. yang diciptakan dari lagu.
Iya memang ada pengalaman saya. Pernah dibilang ga mutu..suka lagu koplo. Tetapi mereka tidak tahu. dasar apa saya mendengar lagu itu.
Lagu Koplo Bunga
" Merana sungguh hati merana/ kekasih tercinta entah dimana
" Ku rindu tutur sapamu yang manja/ saat kau berada di sisiku
" Dimana kini entah dimana/ bunga impian yang indah di mata/....
" Sendiri ku balut sepi/ tiada tempat bercurah lagi/
misal lagu Bunga di Koplo. Saya tertarik sama musik koplonya. Iringan gendang, seruling, dan instrumen alat musik kedaerahannya. itu lah..poin. alat musik kedaerahan berbalut artis lokal. dangdut koplo media , dimana musik lokal mengemuka kembali. Belum lagi, kalau lagu tradisional yang dinyayikan Bubuy Bulan, campur sari.. Anoman Obong, Bengawan Solo dll.
Inilah yang terabaikan oleh masyarakat praktis. Musik lokal dan tradisional secara tidak langsung dihidupkan kembali oleh seniman lokal. Dimana arus modernisasi...karena prestisi orang malu mendengarkan lagu koplo
...waduhh. Khazanah musik Indonesia yang tenggelam. secara samar dihidupkan lagi oleh kelompok seniman lokal.
contoh saja. Para elite partai politik saya jamin penyuka lagu pop, blues, dan jazz. idola mereka dari luar negeri semua. tapi saat kampanye di daerah-daerah, mereka tidak mengundang musisi blues, atau jazz. Mereka mengundang kelompok musik dangdut bahkan koplo. yang laris artis dangdut nasional maupun lokal. Jangan tanya dimana band Noah atau Wali. Bahkan Para politisi pun paham untuk menggaet rakyat dengan musik rakyat . yakni dangdut . lantas, kenapa dangdut dianggap musik kelas tiga. dangdut kampungan. why?
Selain itu dari segi lirik. .lagu dangdut koplo entah khas jawa timuran, tengah dan barat. Masing-masing lagu menampilkan khas daerahnya masing-masing. Misal lagu Alun-Alun Nganjuk, Stasiun Balapan dll. Ada juga, Eksistensi lirik diperluas dengan kondisi sosial ekonomi yang ada.
Misal lagu Sagita Ngamen "
Mak iki anakmu prawan
wiwit mbiyen ono ing perantauan
iling ngiwangi neng kantin sekolahan
telong sasi mak aku urung bayaran
atau contoh lagu ngamen Sagita yang lain.
//senadyan awaku kebak tatoan roto tenan
nanging aku isih nduwe roso sopan
senadyan kupingku kebak tindikan
nanging aku calon jutawan
cah ngganteng ojo sumelang
melu aku tak jak ngamen neng prapatan
njaluk hp mesti keturutan
angger gelem ora mangan sangang wulan
Seniman lokal,( iya saya menyebut mereka dengan seniman). dengan apik menggubah lagu jalanan menjadi suguhan musik yang apik. Tanpa meninggalkan cita rasa seni lokal. dari segi lirik, bahasa sangat lugas. mudah dimengerti.
Inspirasi lirik berasal dari pengalaman batin sendiri. Lingkungan sehari-hari. Realitas kesulitan ekonomi masyarakat saat ini. Dan mereka sukses mencurahkannya dalam bentuk lagu. Lagu tentang kemiskinan-bukan untuk merayakan kesulitan- dengan berdendang ria dengan kesengsaraan. Lagu tema sosial, tetaplah media seni kreativitas diri. di dalam lirik itu ada cerita, tentang luka, doa, dan harapan. Untuk masa depan lebih baik.
Ini hanya sekedar celotehh saja.
Intinya saya menyukai musik apapun dari musik saya mendengar cerita.
Cilacap, 9 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar