Langsung ke konten utama

Postingan

Sekolah Tua dimuat di Radar Banyuwangi 21 Oktober 2021

  https://radarbanyuwangi.jawapos.com/nasional/75897861/sekolah-tua Aku suka melihat burung-burung terbang, hinggap di genting lalu mendarat di pelataran memakan sisa padi. Satu dua burung beterbangan membelah angkasa, keduanya melayang sesekali mengepakkan sayapnya. Aku memandang lurus ke arah burung yang beterbangan ke angkasa, sampai-sampai aku tak fokus arah langkahku bahkan aku pun tak fokus mendengar percakapanmu yang berjalan beriringan denganku. Sesekali aku melihat kedua matamu yang berbinar, lalu kualihkan pandang lagi ke angkasa. Burung-burung itu mengajarkan kebebasan, mereka menyapa cakrawala yang luas, kisah tentang musim yang basah atau kerumitan takdir yang tak tentu arah tak pernah mereka risaukan. Burung-burung kecil kali ini terbang rendah di antara dua gedung baru sekolah tua itu. Tampak dari kejauhan induk burung menyambut kedatangan burung kecil di rumah mereka. Rumah mereka itu sebenarnya lubang sempit di sela genting yang berlubang. Entah mereka mematuk ka...
Postingan terbaru

Mawar Berdarah dimuat di Maghrib.id

  https://magrib.id/2023/06/17/mawar-berdarah/ /1/ MALAM  ini pertunangan anak perempuan kandidat calon walikota Hermawan yang bernama Jane dengan Tom. Wangi bunga semerbak memenuhi ruangan gedung. Ornamen dan dekorasi acara mengambil tema Mawar. Lambang kisah cinta yang abadi. Tamu yang hadir dari kalangan pemerintah, pengusaha dan tokoh penting lainnya. Di tengah keramaian itu hadir detektif kota Albert dan asistennya, Rudy. “Sepertinya malam ini hujan akan turun deras, angin berembus kencang,” kata Pak Albert kepada Rudy. “Sepertinya begitu, Pak. Langit sudah sangat gelap.” Mobil sedan putih berhenti di depan gedung. Sugiono keuar dari mobil diikuti oleh Felix, tangan kanannya. Sugiono berjalan menghampiri Albert. “Orang penting seperti anda sempat hadir di acara ini, Pak detektif?” “Arah angin yang membawa saya kemari, Pak calon walikota.” “Haha, sapaan anda terlalu dipaksakan. Saya datang atas undangan dari Pak Hermawan, teman akrab saya.” “Bukannya rival terberat anda me...

Masjidnya megah tapi...

Satu hal yang aku cari dari setiap perjalanan adalah masjid. Entah saat mengendarai sepeda motor atau naik bus umum. Aku akan melirik kanan kari, bila yang ku lirik masjid. Pandanganku tertahan menatap menaranya, gaya arsitekturnya dan suasananya. Gaya arsitektur masjid sesuai dengan masyarakat setempat. Misal masjid kota, terletak di alun-alun kota bentuk dan ukuran bisa megah, besar, adesoris kakigrafi dan lekat simbol Islam lainnya. Semakin ke tepi, masjid bisa dihitung dengan jari. Yang banyak musola-musola kecil perkampungan. Bila daerah kota, arsitekturnya bagus, ke tepi lagi musola bangunan biasa. Kadang sampai tidak terawat. Tapi sejauh pengamatanku masjid dan musola tumbuh subur di masyarakat. Bisa dikatakan selisih jarak antar satu masjid dengan musola tidak ebih dari 400 Meter. Ini penghitungan perkampungan normal. Sayangnya kuantitas jumlah masjid berbanding terbalik degan jumlah jamaahnya. Kalau sholat berjamaah, makmum palig banyak satu larik shof sholat. Palin...

Pagi, Bude dan Kesepian..

Pagi ini tetanggaku beramai-ramai mengunjungi rumah Bude. Anak Bude dari Jepang telah pulang. Para tetangga bersilaturahim kepadanya. Ibu dan bapaku pun kesana. Ibuku sangat senang mendapat oleh-oleh dari Jepang. Aku dibagikannya, bagiku plastik tulisan huruf Jepang ini sama saja dengan jajanan di Indonesia. Ya, cuma beda merk. Terlepas dari jajanan itu, satu pemandangan kontras, mendadak rumah yang biasa sepi menjadi ramai. Bude menghuni rumah dengan suaminya Pakde. Keduanya sudah lanjut usia. Bahkan Pakde sudah pikun. Setiap harinya rumah Bude seperti rumah kosong. Tapi tidak untuk saat ini, keceriaan tengah menyelimuti keluarga Bude. Anak kesayangannya telah pulang.

Cinta Seorang Penghafal AL-Qur'an

  “Kring!” Alarm jam beker berbunyi nyaring tepat di telinga kanan. Aku raih jam beker itu, ku tekan tombol off mematikan bunyi. Aku bangun dari tempat tidur. Kuluruskan anggota tubuhku. Aku menuju kamar mandi membersihkan badan lalu mengambil wudhu. Pukul 03.00 dini hari aku sholat tahajud sesudahnya aku tunaikan Sholat Istikharah. Aku lantunkan wirid dan doa. Doa khusus untuk masa depanku. Aku yang tengah dilanda dilema selama seminggu. Sejak orang tuaku menjodohkanku dengan Aziz. Aziz adalah anak kerabat ibu. Niatan perjodohan itu semakin mendekati hari tunangan pada tanggal 8 Februari. Sementara hari ini tanggal 1 Februari tersisa satu minggu lagi. Keraguan bergelayut di pikiranku. Aku tak mengenal Aziz. Kata ibu, dia lulusan pondok pesantren di Jawa Timur. Meski dia tidak mengenyam pendidikan formal. Tapi dia sudah menjadi tangan kanan pak kyai. Ketinggian ilmu agamanya menjadikan dia diangkat menjadi ketua yayasan berbasis agama. Kalau dihitun...