(dimuat di www.edunews.id, pada 6 September 2016) Terima kasih Guruku Kini sudah 20 tahun lamanya, Sebuah perjalanan aku lalui, Meski baru sampai separuhnya, Namun telah ku temukan lautan kata-kata itu, Wasiatmu saat aku masih duduk di sekolah dasar, Masih saja ku ingat: “ pergilah nak, kejarlah mimpi setinggi bintang”, Dengan bodoh aku telusuri makna kata-katamu, Jauh ku langkahkan kaki, menyeberangi laut, mendaki bukit Meninggalkan diriku dari ladang- ladang dan sawahku, Langit di daerah rantau memang lebih biru adanya, Bagai kanvas putih, yang mewarnai hari-hariku dengan sejuta warna, :begitu indahnya menyelami mimpi dan mengecap manisnya. Tawa beliaku terukir di tembok salah satu universitas, Lembaran kertas, jadi jejak-jejak anak pantai naik kelas, Dengan mimpi bodoh itu, Aku beli kembali keceriaan yang tertunda di kampungku dulu, Kini saatnya aku pulang. Karena aku ingin mendekap hangatnya ombak lautan, Kampungku, Tempat dimana aku mengembalikan keri
Merangkai kata dan menjadikan sebuah tulisan yang bermanfaat