Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

yang biasa

Kian lama jauhi hari rahim pagi yang biasa dijemur mentari.Kian lara tangisi -i yang biasa dikubur sunyi surat kaleng bung karno yang biasa membakar aksi sekarang tak ubahnya karnaval rutin mengikuti arah angin masuk. Memapar season telanjang,bulir air nafas ibu bagi yang biasa memikir pikiran. Ada padi dan kapas memburai tataran lobi diferensiasi lilitan rantai..Masih memilin ladangladang langit jingga, jauh ku tengadah,pada tirisan doa.. Inilah airmata kita menyulam diam hunian Tuhan

Ibu

Ibu seperti yang dulu sepertiga dari darahdarah ku yang tumpah menjadi pemerah bibir untuk mu ibu aku ingin pulang, mencerap tawar dan manis airmu kartini menulis aku pun menulis mata layu,inferior aksenku yang ditilam asasi dan aku menulis tujuh musim di seberang akan menulisku di tiang gantungan ibu bila kelak tulisanku mengawang dibaca zig zag sobekan tangis yang rumpang dengarlah aku dalam buaian anakanak yang lalai tak pulang ketika petang

bumi asing

Bumi Asing Kenal tanpa kenal Deduktif simulasi aku dan penghafal Ayat-ayat bertabur samudra,darat hingga ceruk spasial Seru menanya Tumpukan koran dan asmara dalam belati usia Pedagang-pengasong menjual kolom asmara Tanya yang bersua kloning tanah liat bias rias diri Tepuk senandung pelangi getar asap Pertahankan pangkal mati Satu langit sekat tiga kota Jembatan jalan sumbing nyawa Sempit tekan usus 12 jari:artifisial Air panas dan senja melepuh di mataku Sedikit pasal tentang air terbakar Kenang tanpa kenal Namaku asing Bumi yang kering