Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Sunyi Tasbih

aku tak hendak mengatakan apa-apa ruas doa yang ditasbihkan ibu menjelma malam sunyi yang buta bagi pemuja mimpi biasa melihat telapak kaki dimana relung yang bisa ku singgahi berkidung dari warna ,lalu membedaknnya dengan hitam atau putih -doa yang menggantung akankah mengusik langit di atas sana jauh impian yang berharap ku genggam memeluk ; kesunyian yang kau tinggalkan 15 September 2014

Senyum untuk Doa

Bu, .. Lagi, gerimis menitipkan batu dalam mataku. Sepasang mata yang menceritakan kisahnya di balik sebuah nama. Untuk kesekian kalinya batu-batu itu mengganjal tawa yang dulu sempat bercerita. Waktu mengindahkan mimpi yang menjulang di antara sekat duka dan noda, cerita pun tertahan pada kerongkonganku padahal mungkin esok waktu tak lagi, aku mendetik. Ada doa. Semaian ayat yang ku rapal di setiap garis tanganku, melekuk, zig-zag hingga garis membuta titik. Bukankah garis kumpulan titik yang dituliskan, dan aku menitik.   Lagi, doa aku menanam janji. Keangkuhan meluruh akan nyala yang kubisikan dari sunyi terdiam. Diamku mengukir air mata, merangkai benih-benih liar yang ku tanam dalam angin. Karena kuasaNya, doa menangkup kedua tanganku tanpa kata Ya, Allah... Untuk langit   yang sama, bumi membeda Sejatinya lagu pun enggan menuliskan liriknya Bu , Sesuai petuahmu aku berlagu dalam doaku kepada Allah, aku merayu tentang   fajar memeluk hangat mataku. Wak
http://www.koranopini.com/berita-2/ragam/senidanbudaya/item/1964-melayang-bareng-levitasi-hore-jogja (copass) Salah satu rumpun Levitasi, Levitasi Hore (LH) terdapat di Indonesia. Berpusat di Jakarta dengan cabang/ regional Medan, Makasar, Yogyakarta, Bandung, Malang dan lain-lain. Khusus komunitas Levitasi Hore Jogja didirikan oleh Barizal dkk di Kafe Semesta tahun 2011. Levitasi Hore sangat cocok bagi kamu yang suka kongkow, atau sekadar melepas penat bejubel tugas kuliah dan kerjaan. Di sini kamu bisa menemukan keluarga, sharing dan relasi bisnis baru. Menginjak usia ke dua tahunnya, Levitasi Jogja semakin padat dengan agenda. Menurut Humas Levitasi Hore Jogja, Asabo. Levitasi Hore Jogja mempunyai tiga kegiatan utama seperti Kopdar setiap Jumat malam, foto walk dan klinik foto serta project. “Kopdar tempat ngumpul teman-teman levitasi yang di twitter dan facebook. Kalau foto walk dibarengin sama klinik foto, kita kayak hunting foto bareng, dulu pernah ke

Khianat

Dalam peremajaan siang hujan seringkali menangguhkan mentari. Kilauan fatamorgana yang dikibas-kibaskan anak manusia kepada Bumi. kita mengerti, selamanya hidup tak memberikan "leluasa", yang dengannya harapan mudah menyala. sedangkan wajah manusia-selalu mengiba. kata yang mudah : manusia berdoa-dan Tuhan mengabulkan.  Tak ada pembunuhan di sini, kawan. Mayat-mayat bergelimpangan atas nama kemiskinan-dan begitulah seterusnya- mata uang jalanan merupa rimbanya, sabda Tuhan dijadikan sandaran. Membiarkan pengemis meruntuhkan kitabNya. Ini Azaz dari kematian, kawan Bumi, yang kita pilih tak lagi memilih kita. Ya, benar kata Chairil Anwar- Rumahku (kita) dari ngugun sajak-yang dengannya tarian malaikat menari di atas keserakahan manusia--

pra-judul

Yogyakarta, 11 November 2005..... Bagi kebanyakan orang, bertambahnya usia adalah moment yang membahagiakan, berpesta ria merayakan dengan sanak saudara ataupun teman-teman. Tetapi tidak halnya denganku, menginjak usia 20 tahun ini aku semakin kerdil menghadapi dunia. Usia 20 tahun bagi kebanyakan orang, peralihan dari remaja ke dewasa tetapi sekali lagi aku menyanggahnya. Bagiku usia hanyalah deretan angka yang tiap tahunnya justru menambah penderitaanku. Aku tak merasakan arti kebahagiaan dalam bingkai 20 tahun usiaku. Tetap saja aku merasa Tuhan tidak adil. Di angka 20 tahun ini, bagiku lebih menjadi saksi bisuku. Betapa selama kurun waktu itu ibu meniggalkanku hingga aku bergelut sendiri meraba kelam kehidupan, menahan dingin kesunyian,   dan gemetar setiap kali malam-malam merambat-aku hanya menggigil sepi tanpa pelukan seorang ibu. Dan malam ini aku harus membuka lagi luka lamaku, walaupun begitu menyesakkanku, aku tetap lirih melatunkan salam cintaku dalam lantunan
27 Desember 2013... take rest ..at Sukoharjo,... mencari sedikit angin dari suasana padi yang menguning

Munaqosyah

^^ 14 Maret 2014^^ terimaksih buat kawan-kawan yang udah nyempetin datang sidang skripsiku,, sukses buat kita semua
Pohon Sawo- Di hujani Abu Kelud

Dekapan Hujan..

(When l remember....saat derap langkah itu hilang seiring hujan) Serupa apa ku datangi dirimu, Apakah sepolosnya embun pagi ini Atau deru ombak yang begitu egois Waktu yang kau tinggalkan Membuatku tergila untuk sekian malam Menggigil menasbihkan bayang Bayangmu saja, Lusuh mata ini sembunyi Ketika pagi datang Aku ringkih menatap mentari, karena Bersamanya ada bayang Yang diciptakan oleh sinarnya Entah mataku terlalu buta Setiap sisi cahya bersinggungan waktu membentuk bayangmu Begitupun hujan Riak-riak angkuhnya membentuk wajahmu Tersenyum mengulum rinduku

Kepergian

Satu per satu aku menghadiri munaqosyah temen-temen kampusku. tanpa sadar sebenarnya aku tengah mengantar mereka ke ujung perpisahan. Gemetarnya diri menghadapi Ujian Munaqosyah adalah kata lain derapnya langkah kaki menuju pintu kelulusan. Aku dan teman-teman lain yang menghadirinya- berdoa untuk kelancaran prosesnya- tapi sebenarnya kita tengah mengucapakan "Good Bye" untuk satu sama lain. dan inilah kita yang bertemu, berkenalan, berteman, berkeluarga, dan berpisah.  Roda yang sedari dulu aku lalui, baru aku sadari betapa berartinya kebersamaan itu di kala menepi pada ujungnya. Kita berproses- dan menuju jalan masing-masing. Selamat jalan teman" sekalipun arah dan tujuan berbeda- di hati kita masih memiliki manisnya senyum doa untuk kesuksesanmu selalu.

Perayaan Kemerdekaan

 Part l Foto ini diambil ketika saya KKN di daerah Magelang, saat memeperingati 17 agustus. Mungkin terdengar "geli" ketika peristiwa sakral 17 Agustus kini hanya berisi hiburan dan tontonan. Istilah peringatan biasa dipakai untuk acara resmi sekolahan atau institusi terkait. Kegiatan pra- ataupun pasca Hari H itu sekolah dan lembaga formal lainnya secara rutin mengadakan lomba-lomba keakraban dan puncaknya upacara bendera yang dihadiri para praktisi pendidikan. Hal yang sama juga diadakan di masyarakat umum. Panitia desa membuat aneka macam lomba guna menyambut 17an. Secara kasar terlihat pergeseran istilah dari peringatan menjadi perayaan 17an. Sebenarnya tidak ada yang salah hanya saja dari diksi pemakaian kata juga membawa implikasi makna yang berbeda. Penggunaan istilah perayaan lebih mengarah pada kegiatan hiburan. Sedangkan istilah peringatan di dalamnya masih melekat makna history perjuangan 17 Agustus. Makna Kemerdekaan Bagaiamana seseorang dikataka

Embun pagi

dimana biasanya dirimu menutup lelah apakah pada hembusan angin, yang dengannya bahasa tak ada lagi dimana kebisingan itu yang dengannya derap tak ada lagi semua membuat gaduhnya sendiri, meramal mimpi dengan bayang mentari ujung jejakku telah memiliki muaranya tanpa ku sadari hanya tersisa tangisan membulir di atas bumi menjadi pelipur mengumpat telapak kaki Yogykarta, 22 Januari 2014