Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Kepergian

Satu per satu aku menghadiri munaqosyah temen-temen kampusku. tanpa sadar sebenarnya aku tengah mengantar mereka ke ujung perpisahan. Gemetarnya diri menghadapi Ujian Munaqosyah adalah kata lain derapnya langkah kaki menuju pintu kelulusan. Aku dan teman-teman lain yang menghadirinya- berdoa untuk kelancaran prosesnya- tapi sebenarnya kita tengah mengucapakan "Good Bye" untuk satu sama lain. dan inilah kita yang bertemu, berkenalan, berteman, berkeluarga, dan berpisah.  Roda yang sedari dulu aku lalui, baru aku sadari betapa berartinya kebersamaan itu di kala menepi pada ujungnya. Kita berproses- dan menuju jalan masing-masing. Selamat jalan teman" sekalipun arah dan tujuan berbeda- di hati kita masih memiliki manisnya senyum doa untuk kesuksesanmu selalu.

Perayaan Kemerdekaan

 Part l Foto ini diambil ketika saya KKN di daerah Magelang, saat memeperingati 17 agustus. Mungkin terdengar "geli" ketika peristiwa sakral 17 Agustus kini hanya berisi hiburan dan tontonan. Istilah peringatan biasa dipakai untuk acara resmi sekolahan atau institusi terkait. Kegiatan pra- ataupun pasca Hari H itu sekolah dan lembaga formal lainnya secara rutin mengadakan lomba-lomba keakraban dan puncaknya upacara bendera yang dihadiri para praktisi pendidikan. Hal yang sama juga diadakan di masyarakat umum. Panitia desa membuat aneka macam lomba guna menyambut 17an. Secara kasar terlihat pergeseran istilah dari peringatan menjadi perayaan 17an. Sebenarnya tidak ada yang salah hanya saja dari diksi pemakaian kata juga membawa implikasi makna yang berbeda. Penggunaan istilah perayaan lebih mengarah pada kegiatan hiburan. Sedangkan istilah peringatan di dalamnya masih melekat makna history perjuangan 17 Agustus. Makna Kemerdekaan Bagaiamana seseorang dikataka

Embun pagi

dimana biasanya dirimu menutup lelah apakah pada hembusan angin, yang dengannya bahasa tak ada lagi dimana kebisingan itu yang dengannya derap tak ada lagi semua membuat gaduhnya sendiri, meramal mimpi dengan bayang mentari ujung jejakku telah memiliki muaranya tanpa ku sadari hanya tersisa tangisan membulir di atas bumi menjadi pelipur mengumpat telapak kaki Yogykarta, 22 Januari 2014